Makalah P-Process Lengkap

TUGAS TERSTRUKTUR
P-PROSES “Pelaksanaan Program DEBAS KARIMAS 2019 dalam Rangka Menanggulangi Masalah Sampah di Desa Kaliori Kab. Banyumas”


  A. ANALISIS KHALAYAK DAN PROGRAM
1     Latar Belakang
a.      Desain geografis
Banyumas adalah kabupaten di Provinsi JawaTengah. Ibukota nya adalah Purwokerto. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Brebes diutara; Kabupaten Purbalingg
a Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten Kebumen di timur, serta Kabupaten Cilacap di sebelah selatan dan barat. Gunung Slamet , gunung tertinggi di Jawa Tengah terdapat di ujung utara wilayah kabupaten ini.
Luas wilayah Kabupaten Banyumas sekitar 1.327,60 km2 atau setara dengan 132.759,56 ha, dengan keadaan wilayah antara daratan dan pegunungan dengan struktur pegunungan terdiri dari sebagian lembah Sungai Serayu untuk tanah pertanian, sebagian dataran tinggi untuk pemukiman dan pekarangan, dan sebagian pegunungan untuk perkebunan dan hutan tropis terletak di lereng Gunung Slamet sebelah selatan.
Bumi dan kekayaan Kabupaten Banyumas masih tergolong potensial karena terdapat pegunungan Slamet dengan ketinggian puncak dari permukaan air laut sekitar 3.400M dan masih aktif.
Keadaan cuaca dan iklim di Kabupaten Banyumas memiliki iklim tropis basah. Karena terletak di antara lereng pegunungan jauh dari pesisir pantai maka pengaruh angin laut tidak begitu tampak. Namun dengan adanya dataran rendah yang seimbang dengan pantai selatan angin hampir nampak bersimpangan antara pegunungan dengan lembah dengan tekanan rata-rata antara 1.001 mbs, dengan suhu udara berkisar antara 21,4 °C - 30,9 °C.
Batas-batas Kabupaten Banyumas adalah:
1.   Utara: Gunung Slamet, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang
2.   Selatan: Kabupaten Cilacap
3.   Barat: Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Brebes
4.   Timur: Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Kebumen, dan Kabupaten Banjarnegara 
a.       Data kependudukan
1.      Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk
Menurut data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Banyumas Tahun 2017 Jumlah Penduduk Kabupaten Banyumas adalah 2.034.405 jiwa terdiri dari 1.026.300 jiwa laki-laki (50,45%) dan 1.008.105 jiwa perempuan (49,55%). Jumlah penduduk tahun 2017 yang tertinggi di Kecamatan Cilongok sebanyak 138.423 jiwa, pada tahun 2016 jumlah penduduk tertinggi juga di Kecamatan Cilongok sebanyak 137.179 jiwa, sedangkan terendah di Kecamatan Purwojati 43.367 jiwa pada tahun 2017, pada tahun sebelumnya (2016) jumlah penduduk terendah juga di kecamatan Purwojati 43.140 jiwa. Angka beban tanggungan atau Dependency Ratio di Kabupaten Banyumas sebesar 46.
2.    Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk Kabupaten Banyumas Tahun 2014 sebesar 1.537,28//km2, Dengan kepadatan tertinggi ada di Kecamatan Purwokerto Barat dengan tingkat kepadatan sebesar 8.073,92/km2 , sedang kepadatan penduduk terendah pada Kecamatan Lumbir sebesar 575,01/km2.
3.    Keadaan Sosial Ekonomi
a) Tingkat Pendidikan
  Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Banyumas Tahun 2015 jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan adalah sebagai berikut :
No.
Jenis Pendidikan
Jumlah
1.
Tidak Tamat SD/belum tamat SD
369.523
2.
Tamat SD
698.664
3.
SLTP/Sederajat
313.641
4.
SLTA/Sederajat
291.826
5.
Diploma I/II
8.698
6.
Diploma III
20.911
7.
Diploma IV/Sarjana
46.174
8.
S2/S3 (master/doktor)
3.426
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
  Dari table tersebut di atas tingkat pendidikan paling banyak adalah Tamat SD 698.664, pada 2015 jenjeng pendidikan S2/S3’ sebanyak 3.426 meningkat dibanding tahun 2014 sebanyak 3.314. Meningkatnya tingkat pendidikan di Kabupaten Banyumas diharapakan akan lebih menunjang keberhasilan program kesehatan khusunya program DEBAS KARIMAS 2019 (DinKes Banyumas, 2015).
2    Analisis SWOT
a.      Strength
1)      Sudah ada Perda pengelolaan sampah kota.
2)      Dukungan APBD kota.
3)      Dukungan stakeholder dalam penanganan sampah
b.      Weakness
1)      Sarpras persampahan masih kurang.
2)      Kapasitas penampungan sampah di TPA sudah kritis.
3)      Belum berjalanna penilaian sampah rumah tangga.
c.       Opportunities
1)      Adanya dukungan APBN, APBD I, DBHCHT.
2)      Tumbuhnya bank-bank sampah (kelompok peduli sampah dimasyarakat)
3)      Adanya dana CSR.
d.      Treath
1)      Volume sampah semakin meningkat.
2)      Perilaku masyarakat masih membuang sampah sembarangan.
3)      Sulitnya mencari alternatif untuk TPA baru.
3     Analisis masalah
Sampah-sampah yang berserakan, terutama ditumpukan sampah yang berlebihan dapat mengundang lalat, pertumbuhan mikroorganisme yang membahayakan, mencemari udara, tanah dan air. Sehingga dampak negatif yang ditimbulkan cukup banyak. Dampak yang dapat ditimbulkan sampah, antara lain :
a.    Diare, kolera, dan tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat mencemari air tanah yang biasa di minum masyarakat. Penyakit DBD (Demam Berdarah) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah dengan pengelolaan sampahnya yang tidak memadai.
b.    Selama ini ada anggapan bahwa sampah menimbulkan pemanasan global. Berdasarkan penelitian anggapan tersebut tidak 100% benar. Sampah yang dibuang begitu saja berkontribusi dalam mempercepat pemanasan global, karena sampah dapat menghasilkan gas metan (CH4) yang dapat merusak atmosfer bumi. Rata-rata tiap satu ton sampah padat menghasilkan 50 kg gas metan. Gas metan itu sendiri mempunyai kekuatan merusak hingga 20-30 kali lebih besar dari karbondioksida (CO2). Gas metan berada di atmosfer selama sekitar 7-10 tahun dan dapat meningkatkan suhu sekitar 1,30 C per tahun.
c.    Sampah dapat menyebabkan banjir. Sampah yang dibuang sembarangan, salah satunya yang dibuang ke sungai atau aliran air lainnya. Lama kelamaan akan menumpuk dan menyumbat aliran air, sehingga air tidak dapat mengalir dengan lancar dan akan meluap menyebabkan banjir.
d.    Sampah juga dapat mengurangi nilai estetika.
4     Meninjau khalayak yang potensial
a.       Secara Demografi
                   Secara demografis sasaran dari program KIE ini adalah masyarakat desa Kaliori Kecamatan Kalibagor di Kabupaten Banyumas berjumlah sekitar 6000 orang yang merupakan penduduk asli Kabupaten Banyumas yang kehidupan sosialnya masih berorientasi pedesaan, memiliki ikatan kekeluargaan yang tinggi sehingga rutin mengadakan pertemuan antar warga dan dapat menjalin komunikasi yang baik terhadap warga.
b.      Secara Geografis
                   Berdasarkan Laporan dari Kantor Statistik Kabupaten/ Kota dan Dukcapil Kab. Banyumas luas daerah Desa Kaliori kecamatan Kalibagor 750,764 Ha.
c.       Secara Sosiologis
                   Masyarakat Kabupaten Banyumas memiliki hubungan interaksi yang sangat erat dan baik, selain itu juga tokoh masyarakat dan tokoh agama di Kabupaten Banyumas memiliki pengaruh yang sangat besar di suatu masyarakat dan  sangat dipercayai keberadaannya, sehingga dalam melaksanakan program DEBAS KARIMAS 2019 tersebut kita dapat melakukan komunikasi interpersonal yang baik terhadap stakeholder di masyarakat tersebut sehingga akan lebih mudah untuk kita melakukan intervensi kepada masyarakat mengenai program DEBAS KARIMAS 2019 tersebut.
d.  Secara Psikologis
                   Masyarakat masih memiliki kesadaran yang rendah untuk dapat menjaga dan merawat lingkungan disekitar mereka dan sanitasi lingkungan sekitar yang masih dikatakan buruk dan masih sulitnya masyarakat untuk menerima dan menjalankan suatu program kesehatan karena masih kentalnya budaya adat-istiadat dari nenek moyang mereka yang dianggap bertentangan dengan program kesehatan tersebut.
d.      Mengkaji kebijakan dan program
Dalam Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyumas tahun 2018 yang berhubungan mengenai program pengelolaan sampah, terdapat satu kebijakan yang memuat tentang Pembangunan Gedung UPT KP, TPS dan TPST di Kabupaten Banyumas. Tujuan dari program tersebut adalah Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup berbasis masyarakat. Program ini memiliki indikator terlaksananya program pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST)  Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kaliori Kecamatan Kalibagor.
Dinas Lingkungan Hidup juga melakukan program pelatihan dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pengelolaan sampah rumah tangga yang baik dengan menggalakan gerakan 3R (reduce, reuse dan recycle) dan bank sampah dalam upaya perubahan paradigma pengelolaan sampah.
e.      Lembaga atau Organisasi Sosial yang Mendukung Program
                 Lembaga atau organisasi social yang mendukung program DEBAS KARIMAS 2019 ini adalah Dinas Kesehatan Banyumas, Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Banyumas, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan Puskesmas setempat.
f.        Sumber Daya KIE
SDM Pelaksana program ini bekerjasama dengan melibatkan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Banyumas, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) setempat, tokoh masyarakat, dan masyarakat secara langsung.

  B.     DESAIN STRATEGI
1      Tujuan komunikasi
a.      Tujuan Umum :
Mengurangi dan menurunkan penggunaan sampah, dapat menghilangkan kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan, serta membina masyarakat untuk dapat memilah dan mengelola sampah.
b.      Tujuan Khusus :
1.  meningkatkan kesadaran dan pastisipasi masyarakat mengenai pengelolaan sampah agar tercipta lingkungan yang sehat.
2.  mencegah penyakit yang bermunculan akibat sampah yang tidak dikelola dengan baik.
3.  meningkatkan estetika dan kebersihan lingkungan yang telah berkurang akibat sampah.
4.  meningkatkan ekonomi masyarakat karena pengelolaan sampah dapat bernilai ekonomis
2.      Segmentasi
Segmentasinya ditujukan untuk semua kalangan masyarakat, karena membuang sampah di tempat sampah merupakan kewajiban semua orang, bukan hanya sebagian orang.
3.    Sasaran
a.       Sasaran primer
Pada kegiatan ini yang menjadi sasaran primernya adalah masyarakat setempat.
b.      Sasaran sekunder
Tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh-tokoh lain yang dapat memberikan pengaruh besar kepada masyarakat setempat.
c.       Sasaran tersier
Sasaran tersier ditujukan bagi para pemangku kebijakan pada dinas terkait yang menangani sampah meliputi Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup dan Badan Lingkungan Hidup.

4     Metode dari Program
Metode dalam pelaksanaan program ini adalah :
a.       Penyuluhan dan sosialisasi mengenai pengelolaan sampah, manfaat serta dampaknya bagi masyarakat dan lingkungan secara luas.
b.      Penyediaan media pengelolaan sampah berupa tempat sampah dengan warna dan bentuk yang menarik agar masyarakat tertarik dan mudah dalam praktiknya.
5    Pemilihan Media
a.    Media Above the Line
             Pelaksanaan kegiatan ini menggunakan media film atau video-video yang berisi tentang pengertian, jenis-jenis, bahaya sampah bagi kesehatan, perilaku membuang sampah yang benar, manfaat perilaku membuang sampah yang benar pada saat melakukan penyuluhan kepada masyarakat agar memudahkan masyarakat untuk mengerti.
b.    Media Below the Line
             Pelaksanaan kegiatan ini menggunakan media spanduk, leaflet, poster, dan stiker. Spanduk dipasang di jalan-jalan utama. Membagikan leaflet kepada masyarakat di tiap kepala keluarga mengenai sampah dan menempelkan poster mengenai sampah.
6     Dukungan dan Penguatan Interpersonal
a.      Meminta izin dan persetujuan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan Banyumas untuk dapat melaksanakan program Desa Bina Sampah Kaliori dan sekaligus meminta perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup untuk menjadi narasumber dalam penyampaian materi.
b.    Bekerjasama dengan tenaga kesehatan di Kabupaten Banyumas dan tokoh masyarakat/tokoh agama daerah setempat untuk dapat membantu agar masyarakat mau datang mengahadiri penyuluhan.
7     Rencana Kegiatan
a.       Persiapan Kegiatan
1.      Konfirmasi ke Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan Kab. Banyumas
2.      Konfirmasi kepada Tokoh Masyarakat/Tokoh Agama setempat
3.      Perizinan tempat penyuluhan
4.      Perizinan pemasangan spanduk
5.      Pencerdasan terhadap kader yang akan melakukan intervensi
6.      Pembuatan Film/Video, Leaflet dan Poster
7.      Penyediaan tong sampah
8.      Pembuatan dan Penyebaran undangan kepada masyarakat
b.      Pelaksanaan Kegiatan
Tanggal                 : 14 Desember 2018
Tempat                  : Balai Desa Kaliori
Susunan Acara:
WAKTU
KEGIATAN
10.00-10.30
Pembukaan
-          Ketua Panitia
-          Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kab. Banyumas
-          Perwakilan LSM masyarakat/kader
10.30-11.00
Pemutaran Film/ Video
11.00-12.00
Penyuluhan
12.00-12.30
Tanya Jawab
12.30-12.45
Penutup







  


8 Metode kegiatan
a.    Ideal komunikasi
Komunikasi ideal adalah suatu proses komunikasi dua arah karena didalam proses komunikasi ini terdapat feedback dari komunikan. Proses komunikasi itu sendiri terjadi karena adanya sumber informasi yang akan disampaikan dalam bentuk pesan, kemudian pesan akan di encoding masuk Chanel 1 lalu akan di decoder oleh komunikan yang menerima pesan atau informasi tersebut, selanjutnya komunikan akan memberikan respon dari pesan yang diterima
b.    Multi step flow comunication
Model komunikasi massa banyak tahap ini sebenarnya merupakan gabungan dari model satu tahap dan dua tahap. Model komunikasi massa ini telah dipopulerkan oleh Paul Lazarsfeld yang merupakan seorang sosiologis pada tahun 1944 dan dilanjutkan oleh Elihu Katz dan Lazarsfled pada tahun 1955. Model komunikasi massa banyak tahap telah menyampaikan bahwa pesan kepada masyarakat melalui interaksi yang kompleks. Model komunikasi ini bisa secara langsung, bisa juga melalui beranting seperti melalui pemuka pendapat terlebih dahulu, lalu dilanjutkan ke masyarakat umum.
9     Rencana penilaian
Instrumen Kegiatan
Program “DEBAS KARIMAS” menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Kuantitatif dengan memberikan soal pre-test dan post-test pada saat penyuluhan. Target sasaran adalah sebesar 50 orang peserta yang berasal dari keluarga yang terdapat di desa tersebut. Sedangkan, kualitatif dengan melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan.
Indikator keberhasilan jangka pendek yaitu partisipasi sasaran yang hadir sebesar 60% dari target. Indikator keberhasilan pemahaman mengenai materi dengan peserta mampu mendapat nilai pre-test dan post test dengan perbandingan 1:2.
Indikator keberhasilan jangka menengah yaitu sasaran mampu mengaplikasikan program pengelolaan sampah secara bertahap dan diadakan monitoring setiap satu bulan sekali.
Indiaktor keberhasilan jangka panjang yaitu sasaran mampu menjadikan program ini menjadi sebuah kebutuhan dan mampu mengajak masyarakat lain melakukan hal serupa, juga melakukan evaluasi minimal 1 tahun..
Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk melihat tingkat keberhasilan program. Apabila program yang ada dirasa masih kurang baik, maka bisa dilakukan evaluasi sehingga dapat diambil keputusan bagaimana cara untuk memperbaikinya. Evaluasi dilaksanakan mulai dari tahap awal perencanaan program, sampai dengan seterusnya selama program masih dijalankan.
a.       Jangka panjang
Rancangan penilaian jangka panjang yaitu dalam bentuk mengevaluasi program yang sudah berjalan secara terperinci, misalnya dengan melakukan evaluasi dan perbaikan setiap 1 tahun sekali selama program berlangsung. Rancangan penilaian jangka panjang bersifat perspektif, yaitu memberikan arah yang jelas bagi rancangan penilaian yang berjangka waktu lebih pendek. Rencana Penilaian jangka panjang masih perlu dijabarkan lagi menjadi perencanaan jangka menengah dan seterusnya dijabarkan menjadi perencanaan jangka pendek.
b.       Jangka menengah
Rancangan penilaian jangka menengah disusun berdasarkan rancangan penilaian jangka panjang yang selanjutnya perlu dijabarkan lagi menjadi perencanaan jangka pendek. Dalam rancangan penilaian jangka menengah ini dapat dilakukan setiap bulan selama program berlangsung, di dalam rancangan penilaian jangka menengah ini dicantumkan tujuan dan target secara lebih jelas sehingga memberikan dasar-dasar yang pasti bagi kegiatan yang direncanakan. Contoh dari rancangan penilaian jangka menengah itu sendiri dalam bentuk monitoring. Monitoring dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mengikuti suatu program dan pelaksanaannya secara mantap, teratur dan terus-menerus dengan cara mendengar, melihat dan mengamati, serta mencatat keadaan serta perkembangan program tersebut. Monitoring berkaitan dengan pengawasan, supervisi, dan mempunyai hubungan erat dengan penilaian program.
c.        Jangka pendek
Rencana Penilaiana jangka pendek dalam program ini yaitu bisa dalam bentuk penilaian yang langsung diberikan ketika selesai sosialisasi program yang akan dijalankan. Indikator dalam penilaian ini ialah seberapa besar tingkat pemahaman komunikan dalam menerima sosialisasi program yang disampaikan komunikator untuk melakukan tahapan selanjutnya yaitu merealisasikan program. Bentuk penilaian dari tahap jangka pendek ini bisa berupa pre dan post test yang di berikan komunikator kepada komunikan atau masyarakat.
     Perencanaan anggaran
Anggaran Dana Program DEBAS KARIMAS 2019
Leaflet  1800 x 500                                         =      900.000
Poster   : 30 x 2000                                         =        60.000
Tempat sampah khusus : 20 x 100.000  =   2.000.000
Banner : 1 x 60.000                                          =        60.000
Jumlah                                                              =   3.020.000
Keterangan :
- Jumlah tempat yang ingin dipasang tempat sampah       = 20 tempat   
- Jumlah kepala keluarga di Desa Kaliori                       = 1800 orang
- Jumlah tempat yang ingin ditempel poster                    = 30
- Harga Leaflet/lembar                                      = 500
- Harga Poster/lembar                                                   =  2.000
-Harga banner(3x2)                                                      = 60.000
-Harga tempat sampah khusus                           = 100.000

       Pengembangan konsep pesan
     Pesan kesehatan yang disampaikan berisi informasi tentang bahaya sampah yang tidak dikelola dengan baik, dampak yang diakibatkan, cara pengelolaan sampah serta manfaat dari pengelolaan sampah yang akan disampaikan oleh perwakilan dari dinas kesehatan Banyumas. Instrumen evaluasi yang digunakan yaitu pre-test dan pos-test serta wawancara langsung terhadap sampel masyarakat.
     Program KIE ini melibatkan sejumlah tenaga kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, perwakilan Dinas Lingkungan Hidup, dan kader kesehatan yang berada di daerah Kabupten Banyumas tersebut.
     Teknik presentasi yang dilakukan adalah dengan membawa media yaitu leaflet, dan tempat sampah dengan warna dan bentuk yang menarik sesuai dengan jenisnya. Selain itu, teknik presentasi dilakukan selingan dengan adanya pemutaran video terkait cara mengelola sampah yang baik dan benar. Demonstrasi yang dilaksanakan adalah dengan melakukan pemisahan sampah sesuai dengan jenisnya dan cara pengelolaan yang benar sehingga dapat bermanfaat untuk masyarakat sekitar.

      Manajemen pelaksanaan dan pemantauan
a.  Pembinaan khalayak potensial
     Didukung oleh pihak terkait yaitu dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas serta dibantu dari Dinas Lingkungan Hidup, yaitu dalam pemberian informasi tentang menjaga kebersihan lingkungan sekitar dengan melakukan pembuangan sampah dengan benar sesuai jenisnya dan cara mengelola sampah agar dapat bermanfaat untuk masyarakat sekitar.
b. Sarana dan prasarana
     Dalam komunikasi kesehatan sarana dan prasarana yang digunakan dalam program DEBAS KARIMAS 2019 di Desa Kaliori Kabupaten Banyumas adalah tempat yang cukup memadai untuk masyarakat Desa Kaliori yang dilaksanakan di Balai Desa kecamatan Kalibagor, Banyumas dan efektif yaitu masyarakat mampu melihat proses komunikasi kesehatan (baik presentasi maupun demonstrasi) , lalu alat pendukung presentasi dan demonstrasi serta alat-alat lain yang dibutuhkan (kursi , meja, dan lain – lain). Persiapan media atau sarana prasarana sebelum dimulainya komunikasi yaitu dengan mengecek kembali alat proyektor serta listrik untuk melakukan penyuluhan seputar masalah sampah, serta dengan membagikan leaflet dan pemasangan banner terkait sampah. Selain itu dilakukan pemantauan, mempersiapkan segala sesuatu secara matang dan mengikuti jalannya acara sampai benar-benar telah selesai.

       Evaluasi dampak
     Evaluasi Kualitatif dilakukan dengan cara memberikan kuisioner berupa Pre-test sebelum penyuluhan dan kemudian memberikan post-test setelah penyuluhan, hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan masyarakat tentang sampah saat sebelum dan sesudah penyuluhan. Selain itu, indikator keberhasilan program ini dilihat dari pemahaman masyarakat tentang sampah, terutama partisipasi masyarakat dalam upaya mengurangi kebiasaan pembuangan sembarangan dan dalam cara mengelola sampah yang baik dan benar.

``     Perencanaan berikutnya
     Pada program sebelumnya yaitu dengan melakukan proses penyuluhan atau komunikasi kesehatan  dengan melibatkan pihak terkait. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan program sebelumnya yaitu dengan  melibatkan masyarakat yang telah tampak peran aktifnya untuk mengajak masyarakat yang belum aktif, dan melibatkan lebih sumber daya manusia yang ada di daerah Kabupaten Banyumas seperti tenaga kesehatan, guru dll. Selain meningkatkan sumber daya yang terlibat, dilakukan penyediaan tempat khusus yang dirancang sedemikian rupa yang efektif dan efisien serta ajakan kepada masyarakat untuk terus ikut berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan dan mengelola sampah. Terakhir adalah dilakukan pemantauan terhadap proses pengelolaan sampah pada  program DEBAS KARIMAS 2019 di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah agar program ini dapat berlangsung secara rutin dan berkelanjutan.


DAFTAR PUSTAKA
Dinkes Kab.Banyumas. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas.Diakses : 10 Desember 2018. http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA_2015/3302_Jateng_Kab_Banyumas_2015
Pemerintah Kabupaten Banyumas, 2018. Rumusan Rencana Program & Kegiatan SKPD DINAS LINGKUNGAN HIDUP Tahun 2018 dan Prakiraan Maju Tahun 2019 Kabupaten Banyumas. http://eplanning.banyumaskab.go.id/site/viewrenja/20502001(12 Desember 2018)
World Health Organization. 2003. HealthCommunication Partnertship  ”The New P-Process Step In Strategic Communication”. Diakses : 8 Desember 2018. http://www.who.int/immunization/hpv/communicate/the_new_p_process_jhuccp_2003.pdf
.



Load disqus comments

0 Comments