Tokoh Filsuf Abad Modern
Perkembangan ilmu filsafat pada era modern/kontemporer di abad 19 dan 20 ini ditandai dengan berkembangnya ilmu filsafat dalam berbagai bidang kehidupan. Kemunculan aliran-aliran baru dalam ilmu filsafat yang mengkritik dan juga memperbaharui pemikiran-pemikiran filsuf sebelumnya. Berikut 15 tokoh filsuf Abad Modern :
Albert Camus (1913-1960)
Albert Camus merupakan filsuf kelahiran Aljazair. Pemikirannya bersifat eksistensialisme dan absurdis. Berteman dengan
Sartre dan Simone de Beauvoir. Karya-karyanya berjudul The Stranger, The Outsider, The Plague. Filsafat absurditas, Camus menekankan bahwa pada akhirnya yang bertanggung jawab atas segala
keputusan dan pilihan di dunia adalah manusia itu sendiri bukan Tuhan. The Myth of Sisyphus menurut Camus,
menggambarkan kesia-siaan dan ketidakberdayaan manusia. Kita seperti Sisyphus
yang menjalani kehidupan dengan tidak mencapai apapun. Karena kehidupna yg sia-sia seperti itu maka Camus
bertanya, “mengapa
saya tdk bunuh diri saja?”. Filsafat eksistensialismenya menekan
kan bahwa yang absurd merupakan konsekuensi dari perjumpaan antara manusia yang rasional dan dunia yg irasional. Konflik tidak perlu manusia pecahkan karena memang sesuatu yang diberikan dalam kehidupan di dunia.
kan bahwa yang absurd merupakan konsekuensi dari perjumpaan antara manusia yang rasional dan dunia yg irasional. Konflik tidak perlu manusia pecahkan karena memang sesuatu yang diberikan dalam kehidupan di dunia.
Alfred Julies Ayer (1910-1989)
Alfred Julies Ayer merupakan filsuf yang belajar di Oxford. Ayer merupakan filsuf
tentang positivisme logis. Fenomenalisme yaitu komitmen pada
empirisme berdasarkan data indera. Pernyataan religius dan metafisika tidak bermakna. Karya terbesarnya “Language,
Truth dan Logic” (1936). Ada banyak kelemahan dalam teori Ayer ini. Ayer membatasi suatu pernyataan menjadi bermakna apabila dapat diacu pada suatu observasi empiris. Akhirnya ia juga
membatasi bidang pengetahuan pada kebeneran empiris itu.
Alfred North Whitehead (1861-1947)
Alfred North Whitehead adalah filsuf Inggris yang bersama Russel bekas muridnya mengarang “Principa
Mathematica”. Dia paling dikenal karena filsafat organismenya. Dia
menolak materialisme dan mendukung filsafat yang berpusat seputar konsep hidup, organisme fungsi, realitas insta, interaksi ,tertuju alam. Whitehead berusaha memperbaiki kesenjangan yang dibuat oleh materialisme yg membela gagasan tentang tujuan, nilai dan makna dari penjelasan ilmiah.
Filsafat organisme bahwa proses bukan substansi yang harus dianggap sebagai konstitusi metafisika dasar dari dunia. Materialisme
selalu memandang alam sebagai apa yang terletak di balik pengalaman indera, sebagai apa yang secara kausal bertanggung.jawab atas persepsi indera.
Arthur Schopenhauer (1788-1860)
Arthur Schipenhauer adalah seorang filsuf Jerman yang melanjutkan tradisi pasca Kant. Filsafatnya dipengaruhi
Kant dan
Buddha. Pengaruhnya dalam perkembangan pemikiran cukup besar. Ia membuka
jalan bagi orang
menuju psikologi alam bawah sadar ala Freud. Pemikiran kehendak memengaruhi filsafat Nietzsche tentang kehendak untuk berkuasa (der
wille zur macht). Anggapan Schopenhauer menekankan dua hal yaitu kesadaran manusia lebih kuat dibanding nafsu dan keinginan.
Charles Robert Darwin (1809-1892)
Charles Robert Darwin lahir di Shrewsburry, Inggris pada 12 februari 1809. Darwin belajar di Universitas Edinburg. Bukunya tentang evolusi yaitu “Origin
of The Species”. Para filsuf sudah lama bertanya-tanya tentang bagaimana cara menjelaskan esensi. Dari mana esensi
muncul? Jawaban yg selalu muncul adalah bahwa esensi adalah pekerjaan Sang erancang Agung, “Tuhan”. Semua spesies memiliki esensi atau “kualitas dasar” yang sama namun terjadi perbedaan satu sama lain hal ini
disebut perbedaan aksidental.
Charles Sanders Pierce (1839-1914)
Charles Sanders Pierce merupakan seorang filsuf ahli logika, semiotika, matematika kelahiran Cambridge, Massachusetts Amerika. Pierce menganut pragmatisme yaitu pemikiran yang memandang benar tidak suatu dalil bergantung pada faedah atau kebermanfaatan. Secara umum
prgamtisme berartu kegunaan. Kepraktisan. diambil dari istilah Yunani “pragma” yang berarti perbuatan atau tindakan dan “isme” yang berati aliran. Pragmatisme adalah pemikiran yang menekankan bahwa pemikiran menurut tinakan, suatu teori benar jika bisa diaplikasikan.
Edmund Husserl (1858-1938)
Edmund Husserl
merupakan filsuf Jerman pendiri fenomenologi analisis deskriptif tentang proses dan peristiwa subyektif yg menjadi jantung semua filsafat
eksistensialis, ilmu pengetahuan apapun harus dimulai dengan kesengajaan dengan apa yang diketahui tanpa keraguan. Husserl mengikuti Brentani menyatakan bahwa intensionalitas pikiran
mneyebabkan orang tidak dapat memisahkan kesadaan sadar dari obyek keadaan dalam
pengetian ontologis.
Ferdinand De Saussure (1857-1913)
De Saussure adalah ahli filologi dari Swiss dianggap “Bapak Linguistik”. Saussure memahami bahwa sebagai sistem tanda tetapi ini menuntut definisi tentang tanda. Saussure mendefinisikannya sebagai penyatuan
suatu kata dengan konsep. Beberapa isi dikotomi De Saussure: 1. telaah bahasa secara sinkronik dan diakronik, 2, perbedaan antara langue dan parole, 3. perbedaan antara signifier dan signified, 4. hubungan antara sintagmatik
dan paradigmatik.
George Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831)
Friedrich Hegel adalah filsuf Jerman, lahir di Stutttgart, Wurttemberg. Hegel memiliki karya-karya yang sulit tetapi, berpengaruh dibanding filsuf manapun setelah Kant. Buku “The
Phenomenology of Spirit” dan karya yang lebih matang “Philosophy
of Right”. Dalam filsafat Hegel kebenaran tertinggi pelan-pelan
diungkap melalui pengungkapan evolusi sejarah ide. Evolusi pikiran.roh dari kesadaran belaka melalui tahap berurutan kesadaran diri, rasio, moralitas, dan agama menuju pengetahuan
diri yang mutlak. Dialektika menurut Hegel adalah dua hal yang dipertentangkan
lalu didamaikan, atau biasa dikenal tesis (pengiyaan), antitesis (pengingkaran)
dan sintesis (kesatuan kontradiksi). Pengiyaan bersifat konsep pengertian yang
empiris dan indrawi. Konsep kedua berisi kosong, formal, tak tentu dan tak
terbatas. Kontradiksi merupakan motor dialektika (jalan menuju kebenaran) maka
kontradiksi, harus mampu membuat konsep yang bertahan dan saling mengevaluasi.
Henry Sidgwick (1836-1900)
Henru Sidgwick adalah pengajar di Universitas Cambridge, karya pertamanya “The Method of Ethics” adalah karya klasik dalam filsafat moral. Metode etika
menjelaskan prosedur rasional untuk menentukan “apa yang seharusnya” dan “apa yang benar”, untuk menentukan apa yang seharusnya mereka lakukan. “Metode” ini dapat dirangkum dalam 3 pendekatan yaitu:
Egoisme atau
hedonisme egoistis yang mendasarkan moralitas tindakan pada jumlah kebahagiaan
yang dihasilkan orang yg melakukan itu. Kesenangan dan kesakitan yang dirinya
sebagai satu-satunya yang penting dalam memilih alternatif-alternatif tindakan dan selalu mencari surplus kesenangan.
Utilitarianisme
atau hedonisme universalistis menganggap suatu tindakan baik berdasarkan
efeknya terhadap
kebahagiaan semua orang. “perbuatan obyektif benar adalah yang menghasilkan
jumlah kebahagiaan terbesar bagi semua orang”.
Intuisionisme
mengabaikan konsep kebahagiaan sama sekali, dan menyatakan bahwa kita hanya dituntut untuk memyesuaikan diri dengan aturan
tertentu/diktum kewajiban.
Immanuel Kant (1724-1804)
Immanuel Kant lahir
di Konigsberg, Jerman. Kant adalah filsuf paling berpengaruh sejak Aristoteles.
Pengaruhnya sebagian besar dari sumber buku tiga seri: “Critique-Critique of Pure
Reason”
(1781) dimana dua menemukan dan menjustifikasi prinsip-prinsip yang mendasari penilaian obyektif tentang realitas, “Critique
of Practical Reason” memberikan justifikasi bagi penalaran etis. “The
Critique of Judgement” (1790) yang berkaitan dengan ide-ide tentang keindahan dan tujuan. Dalam “Critque
of Pure Reason” ia menjustifikasi metafisika sebagai penelitian yang sah, akibat kebuntuan
kaum rasionalis dan empiris.
Jeremy Bentham (1748-1832)
Jeremy bentham adalah
filsuf pendiri utilitarianisme yang dilahirkan di London, Inggris. Menempuh pendidikan di Oxford dan menjadi seorang advokat. Menjadi pemimpin dari
kaum radikal filosofis yang menjadi ujung tombak gerakan reformasi liberal. Bentham
mendirikan Universitas College London bagi mereka freethinker yang tidak boleh masuk di Oxford dan Cambridge. “Tindakan yang terbaik adalah yang memberikan
sebanyak mungkin kebahagiaan bagi sebanyak mungkin orang”. Konsekuensi yang
baik adalah yang memberikan kenikmatan kepada seseorang. Di lain pihak,
konsekuensi buruk adalah yang memberikan penderitaan seseorang.
Jean Paul Sartre (1905-1980)
Sartre adalah filsuf Prancis dan juru bicara gerakan eksistensialis di Prancis pasca perang. Karya utamanya “Being and
Nothingness”. Tema utama semua eksistensialis adalah
klaim bahwa eksistensi mendahului esensi. Bahwa manusia pertama-tama ada tanpa tujuan atau definisi, menemukan di dunia dan
baru setelah bereaksi dengan pengalaman dan mendefinisikan makna hidupnya. Keyakinan pada Tuhan tidak dapat dipaksakan. Dia berpendapat mengenai kebebasan radikal , kita
bertanggung jawab atas segala sesuatu yg kita lakukan. Dalam esksistensialis nya
Sartre, orang tidak dapat membuat alasan atau menolak tanggung jawab terhadap Tuhan maupun manusia. Bahwa takdir manusia
ada pada dirinya sendiri.
John Stuart Mill (1806-1873)
John Stuart Mill adalah putra dari James Mill yang lahir di London. Menghasilkan
karya yang terpenting, “A
System of Logic”. Utilitarianisme Mill merupakan perbaikan dari pandangan Bentham. “Prinsip
Kebahagiaan Terbesar” yang bermakana tindakan benar jika condong menambah
kebahagiaan atau salah jika condong menimbulkan penderitaan. Tolok ukur yaitu kebahagiaan semua.
Altruisme universal mungkin bermanfaat, namun hal itu bukan doktrin atau
konsekuensi dari filsafat Mill seleuruh sistemnya adalah liberalisme radikal.
Simone De Beauvoir (1908-1986)
Simone de Beauvior adalah novelis dan filsuf Perancis yg dikenal sebagai tokoh feminisme modern. Karyanya “The
Ethics of Ambiguity” dan kitab suci feminisme “Second Sex”. Dia berpendapat bahwa kehendak bebas akan mengatasi
fitrah manusia sehingga kita harus menerima tanggung jawab atas perilaku kita. Bekerja dalam kerangka Sartre,
de Beauvoir menerima bahwa sesorang indvidu lahir bebas, tanpa esensi,. tetapi
teridentifikasi jenis jelamin biologis seseorang berfungsi, dalam kasus perempuan mendefinisikan
jati dirinya sebagai manusia.
0 Comments