Dampak Donor Darah yang Harus Anda Ketahui
Kegiatan mendonorkan darah dapat membantu
menyelamatkan hidup mereka yang membutuhkan darah. Seperti mereka yang
mengalami penyakit Thalassemia dan Hemofilai, yang mempunyai kadar hemoglobin
rendah serta harus menerima transfusi darah setiap harinya. Donor darah sendiri
dibedakan menjadi dua yaitu donor darah sukarela dan donor darah apheresis.
Berdasarkan
data WHO, kebutuhan darah suatu negara sebesar 2% dari total populasi penduduk.
Di Indonesia, kebutuhan darah nasional mencapai sekitar 4,8 juta kantong darah
(termasuk komponen darah). Selain bermanfaat bagi orang lain, donor darah juga
bermanfaat bagi kesehatan tubuh si pendonor. Berikut dampak donor darah bagi
tubuh pendonor yang harus anda ketahui.
Mendeteksi penyakit serius
Tiap kalo kita donor darah, prosedur
standarnya adalah darah kita akan diperiksa dari berbagai macam penyakit yang
dapat menular melalui darah seperti HIV-AIDS, hepatitis B, hepatitis C,
sifilis, dan malaria. Bagi yang menerima donor darah, ini adalah informasi
penting untuk mengantisipasi penularan penyakit melalui transfusi darah. Sedangkan
bagi pendonor adalah agar kita lebih perhatian terhadap kondisi kesehatan
pendonor.
Mendapatkan kesehatan psikologis
Menyumbangkan hal yang tidak ternilai harganya
kepada yang membutuhkan akan membuat kita merasakan kepuasan psikologis. Sebuah
penelitian menemukan, orang usia lanjut yang rutin menjadi pendonor darah akan
merasakan tetap sehat dan bugar.
Membantu penurunan berat tubuh
Rutin mendonorkan darah adalah salah satu penurunan
berat badan dan pembakaran kalori yang ampuh dan alami. Sebab dengan memberikan
sekitar 350-450 ml darah, akan membantu proses pembakaran kalori kira-kira 650
kkal.
Meningkatkan produksi sel darah merah
Sel darah merah memiiki masa aktif selama 120
hari. Sel darah merah yang sudah rusak kemudian akan dihancurkan di dalam hati,
untuk kemudian di reprouksi di sumsum tulang belakang. Sebagai pendonor kita
akan mendapatkan pasokan sel darah merah baru setiap kali kita mendonorkan
darah. Oleh karena itu, donor darah menjadi langkah yang baik untuk
menstimulasi pembuatan darah baru.
Menjaga kesehatan jantung
Tingginya kadar zat besi dalam darah akan
membuat seseorang menjadi lebih berisiko terhadap penyakit jantung. Zat besi
yang berlebihan di dalam darah bisa menyebabkan oksidasi kolesterol.
Produk oksidasi tersebut akan menumpuk pada
dinding arteri dan ini sama dengan memperbesar peluang terkena serangan jantung
dan stroke. Saat kita rutin mendonorkan darah maka jumlah zat besi dalam darah
bisa lebih stabil dan terkontrol yang menurunkan risiko penyakit jantung.
Menurunkan resiko terkena kanker
Konsistensi melakukan donor darah harus tetap
dipertahankan, mengingat tubuh akan selalu merasakan manfaatnya. Donor darah
dapat dilakukan setiap 3 bulan sekali (72 hari). Resiko terkena kanker akan
semakin menurun seiring tingkat konsisten pendonor darah bersangkutan. Pendonor
dapat terhindar dari kanker paru-paru, lambung, tenggorokan, dan juga usus
besar.
0 Comments