Kecemasan sosial atau social anxiety didefinisikan sebagai sekumpulan perilaku yang berhubungan dengan ketakutan terhadap situasi dan performa sosial yang dirasakan akan memalukan, mencakup beberapa situasi, seperti berbicara di depan umum, menarik diri dari percakapan dengan orang yang tidak dikenal atau figur otoritas, menunjukkan perilaku asertif dengan individu yang berbeda, serta makan dan minum di depan sekelompok orang. Kecemasan social merupakan sebuah kontinum, dengan range fearlessness, normal range and intensity of anxiety (shyness), hingga gangguan kecemasan (anxiety disorder).
( Source Pexel ) |
Gangguan kecemasan sosial atau social anxiety disorder ternyata dapat terjadi di lingkungan kerja dan biasanya berkaitan dengan kecemasan kerja. Kecemasan kerja dapat mempengaruhi kinerja di tempat kerja, kualitas pekerjaan, hubungan dengan atasan, dan hubungan dengan rekan kerja. Hal ini juga berdampak pada kesuksesan perkembangan karir di lingkungan kerja.
Ada beberapa tips sederhana yang bisa kita lakukan untuk membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih tenang dan tidak menimbulkan kecemasan. Mengelola kecemasan kerja secara pribadi dan dapat menggunakan strategi interpersonal untuk membantu menurunkan kecemasan di tempat kerja agar tetap tenang, fokus, dan produktif. Beberapa tips mengatasi kecemasan kerja sebagai berikut :
Kenali Lingkungan Kerja Kita
Memiliki hubungan interpersonal yang solid dengan orang-orang di tempat kerja membuat kita lebih mudah untuk mengatasi masalah. Hal ini dapat dimulai dengan mengetahui nama-nama orang dan tanggung jawab mereka. Jika kita lupa nama seseorang atau membutuhkan bantuan, jangan malu untuk bertanya. Tidak ada kata terlambat untuk mulai membangun hubungan yang lebih baik di tempat kerja.
Jangan Sungkan Meminta Bantuan
Ketika pekerjaan Socconians sedang hecti-hecticnya, jangan sungkan untuk meminta bantuan rekan kerja. Hal ini dapat mengurangi kecemasan kerja terkait tanggung jawab pekerjaan. Meminta bantuan dan berkomunikasi dengan atasan menandakan kta benar-benar ingin memberikan pekerjaan yang terbaik.
Hindarilah “Segitiga”
Terkadang tempat kerja dipenuhi akan pembicaraan mengenai rekan kerja dan juga orang lain. Meskipun ini dapat memberikan kelegaan atau hiburan semata. Pembicaraan dengan seseorang dengan membicarakan orang ketiga dikenal dengan istilah "segitiga" dan itu adalah cara yang tidak sehat untuk mengelola kecemasan kerja. Contoh “segitiga” adalah bergosip tentang orang lain, mengkritik keburukan seseorang di belakang, dan menggunakan seseorang sebagai kambing hitam. Kita dapat secara langsung berkomunikasi secara baik dengan tujuan mencapai resolusi dan termotivasi untuk menciptakan tempat kerja yang terbuka dan jujur.
Tetapkan Deadline dengan Relevan
Seringkali dalam pekerjaan kita akan dikejar-kejar deadline. Ada baiknya kita komunikasikan terlebih dahulu diawal dengan atasan terkait kesanggupan deadline tersebut daripada mengecewakan karena tidak dapat memenuhi harapan. Terkadang deadline memang tidak bisa dinegoisasi, tapi tidak ada salahnya untuk membicarakan dulu sebelumnya. Apabila kita dapat mengerjakan pekerjaan tersebut sebelum waktunya hal itu akan lebih baik dan menghindari kecemasan kerja.
Gunakan Bahasa yang Mudah Dipahami
Kita dapat menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan menenangkan di lingkungan kerja. Perbedaan pendapat lebih mudah dikelola ketika kita memulai pernyataan dengan, "Inilah yang saya pikirkan," dan akhiri dengan, "Apa yang Anda pikirkan?" Ini membuat orang merasa seperti mereka memiliki partisipasi dan membuat mereka lebih mungkin mendengar apa yang Anda katakan. Hal ini bagus untuk memecahkan masalah di tempat kerja.
Tetap Menjalin Komunikasi
Terkadang kita akan menggunakan jarak dalam berkomunikasi untuk membatasi kontak dengan orang-orang yang membuat kita tidak nyaman, dan tempat kerja tidak terkecuali. Jarak merupakan sebuah cara untuk mengelola ketidaksepakatan, kebingungan, atau emosi sulit lainnya. Seorang karyawan yang hebat memiliki kemampuan untuk mempertahankan komunikasi dengan orang-orang yang memiliki sudut pandang berbeda atau gaya kerja. Ada baiknya. komunikasi yang baik dengan atasan dan rekan kerja juga dapat menghindari kita dari tambahan beban kerja di luar kesanggupan.
Mendorong Percakapan
Sangat sulit untuk menguraikan atau mengekspresikan emosi dan intensitas melalui media elektronik. Banyak kecemasan kerja berasal dari salah menafsirkan email atau pesan elektronik. Jika ada masalah terkait pekerjaan yang membuat kita cemas, jangan takut untuk menelepon atau melakukan percakapan langsung untuk mengklarifikasi dan menanyakan masalah tersebut bersama orang yang bersangkutan.
Jangan Menjatuhkan Orang Lain
Drama dalam pekerjaan terkadang bisa menghibur, tetapi pada akhirnya membuat lingkungan menjadi stres dan menurunkan motivasi kerja. Cobalah mengubah topik pembicaraan ketika orang lain berbicara buruk tentang rekan kerja atau atasan. Kita juga dapat menghindari menanggapi teks atau email yang berusaha menjatuhkan orang lain.
Fokus pada Fakta
Beban kerja yang berlebihan akan memengaruhi pikiran dan emosi, apalagi ditambah adanya rasa kurang dihargai atau kesalahpahaman. Dalam memecahkan masalah tersbut cobalah untuk berfokus pada fakta-fakta yang terjadi. Memecahkan masalah tersebut bukan untuk mencari yang menang dan kalah, tetapi untuk menyelesaikan masalah.
Akses Profesional
Kita bisa memanfaatkan fasilitas kondeling yang ada di tempat kerja. Banyak tempat kerja menawarkan konseling melalui program bantuan karyawan (Employee Assistance Programs) atau menghubungkan karyawan dengan sumber daya kesehatan mental yang profesional di masyarakat untuk membantu karyawan mengelola kecemasan kerja.
Ketika kita membangun hubungan yang lebih solid, meningkatkan komunikasi, dan meminta bantuan, seluruh elemen di tempat kerja akan merasakan manfaatnya. Kecemasan kerja memang selalu hadir dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi itu tidak harus mengganggu pekerjaan dan motivasi dalam bekerja. Meskipun kecemasan kerja adalah emosi yang tidak menyenangkan, itu juga kesempatan bagi kita untuk terus tumbuh dan belajar agar karier semakin sukses dan berkembang.
- Ahmad, Aftab & dkk. 2015. “Workplace Stress: A Critical Insight of Causes, Effect and Interventions. University of Engineering and Technology (UET) Pakistan: Technical Journal Vol.20 No.2.
- Kofoworola, Olorunsola H & Ajibua Michael A. 2012. “Strategies for Managing Stress for Optimal Job Performance”. Obafemi Awolowo University: International Journal of Psychological Studies Vol. 4; No. 02.
- Mortensen, Ralph. 2014. “Anxiety, Work and Coping”. American Psychological Association: The Psychologist-Manager Journal Vol.17 No.3 (178-181).
- Wright, Jennifer Nash. 2011. “Dealing With Anxiety Disorders in the Workplace”. Lippincott Wiliams and Wilkins Vol.16, No.2 (55-59).
0 Comments