Cerpen Menarik Terbaru 2017

Di postingan kali ini mimin berbagi cerita pendek atau yang biasa disebut cerpen. Cerpen mimin kali ini mengisahkan seorang anak serba kekurangan yang memiliki semangat untuk belajar dan menuntut ilmu diatas segala keterbatasan yang dia punya. Wah makin penasaran nih gimana alur ceritanya,biar ga penasaran silahkan membaca dan berikan komentar dibawah... 



Harus Kuat Sebagai Ulat


Seperti biasa,pada pagi buta Mira harus bersiap menuju sekolah dengan mengendarai sepeda butut kepunyaan mendiang ayahnya.Mira terlahir dengan nama Mira
 Sanisla.Mungkin,jika didengar namanya seperti nama orang Rusia.Namun,Mira sendiri merupakan singkatan dari gabungan nama orang tuanya yaitu Misbahuddin dan Ratrika.Nama belakangnya juga diambil dari kata “selasa manis lair” yang berarti Selasa manis lahir dalam bahasa Indonesia yang kemudian disingkat menjadi Sanisla.Keluarga Mira merupakan keluarga yang serba kekurangan ditambah dia menjadi yatim semenjak ayahnya meninggal dalam sebuah kecelakaan.Dia harus mencari uang sendiri untuk keperluan sekolahnya.Seusai sholat shubuh,seperti biasa Mira selalu memetik kangkung di rawa belakang rumahnya.Kegiatan ini dilakukan demi memenuhi keperluan sehari-hari.Dengan singkong rebus sebagai sarapan dan ditambah air tajin bekas menanak nasi,tampaknya perut Mira cukup bergembira karena telah mendapatkan asupan gizi yang akan bermetabolisme menjadi energi dalam menyongsong aktivitas hari ini.
“Emak,Mira sudah siap nih mau pergi ke sekolah” kata Mira kepada Ibunya.
“Oh ya nak,jangan lupa 10 ikat kangkung tadi dibawa yah!Titip ke Mbok Simah di pasar pagi Glempang sana,” sahut Ibu.
“Iya emak,sudah Mira letakan di keranjang sepeda”balas Mira.
Emak pun segera menuju depan rumah,Mira langsung pamit sambil mencium tangan emaknya.Kegiatan ini selalu dilakukan Mira setiap mau pergi ke sekolah,dia yakin kalau mencium tangan emaknya,maka semesta alam akan memperlancar segala urusannya.
“Hati-hati yah di jalan,emak selalu mendoakanmu,” pesan emak kepada Mira.
“Iya mak,” jawab Mira.
Kangkung telah menari-nari di keranjang sepeda karena tiupan sunyi angin pagi.Sweater coklat lusuh kini membalut tubuhnya,dengan niat dan tekad dia berjuang mati-matian agar sampai tempat ia menuntut ilmu.Mira yang baru menginjak umur 15 tahun kini telah duduk di bangku 1 Madrasah Aliyah itu mempunya keinginan yang harus terpenuhi.Keinginannya itu selalu ia ucapkan di sela-sela zikir dan doanya.Mungkin,bagi sebgaian orang sangat mudah mewujudkan keinginannya.Tapi apa daya,Mira yang terlahir dari keluarga di bawah garis kesederhanaan itu,hanya doa dan usaha kecil-kecilan yang dapat dilakukannya untuk mewujudkan keinginan tersebut.

Mira terus mengayuh sepeda bututnya menuju pasar Glempang.Lelah tak menjadi halangan untuk terus menggapai impian,zikir-zikir kepada Allah selalu mengiringi setiap kayuhan pedal sepedanya.Dia percaya,peluh keringat yang keluar,akan dibayar mahal oleh ALaah sebgai reward perjuangannya selama ini.Tulisan “Selamat Datang di Pasar Glempang” seakan-akan telah menghipnotis matanya,dengan cepat ia menambah cepat kayuhannya.“Assalamualaikum Mbok Simah ,ini ada titipan kangkung 10 ikat dari emak.Tolong dijualin yah mbok!”Mira mau menimba ilmu dulu di sekolah,”kata Mira sambil meletakkan kangkung ke terpal jualan Mbok Simah.”Ya sudah,sini mbok jualin kangkungnya,” balas Mbok Simah.”Terima kasih,Mbok,”sahut Mira “Yowes,ati-ati di jalan yah,ntar kalo pulang sekolah kesini lagi ngambil uang hasil jualan kangkungnya,”pesa Mbok SImah.

Sang surya  telah menampakkan silaunya,temaram sinar lampu jalan kini tak terlihat lagi,hilang terbiaskan cahaya orang berkas surya berbuih.Sepatu Mira yang sobek di bagian depan,kini menjadi saksi bisu dalam rangka mendapatkan setetes ilmu.Kaki mungilnya kini terus mengayuh sepeda tua berhiaskan karat buta.Di dalam lamunan perjalanannya,Mira berharap dapat membeli tas baru.Uang dari penjualan kangkung,ia sisakan sedikit demi sedikit agar keinginannya itu tercapai.Tanpa rasa malu,Mira sekarang hanya memakai tas robek yang penuh jahitan tangan ibunya.Sepertinya tas itu tidak mampu lagi menahan beban buku yang dibawanya,meraung kesempitan dan meminta agar mendapat tempat yang lebih bagus dan kuat menahan mereka.Apa boleh buat,Mira hanya bisa diam seribu kata dan berharap uang yang ia tabung dapat segera terkumpul dan dapat segera ia beli tas baru.Untuk mengantisipasi agar buku-buku yang berdesakan dalam tasnya,Mira meletakannya di keranjang sepeda,bekas menaruh ikatan kangkung tadi.
Hampir setengah jam berlalu,tibalah Mira di depan pagar sekolahnya.Sepeda tua itu diparkirnya di dekat pagar tersebut.Langkah kakinya menggiring dia menuju lorong-lorong sekolah.Di sela keramian siswa –siswi yang berkeliaran di lorong sekolah,telinga Mira mendengar sesuatu yang memanggilnya.Suara itu semakin mendekat  dan kini semakin jelas.”Miraa…,” suara seorang perempuan yang semakin mendekat dan jelas,Kelihatannya itu adalah Hana teman sekelasnya.”Mira,kamu menang lomba membuat puisi kemarin,selamat yah!,”kata Hana “Haa..?Apa kamu serius?Alhamdulillah,”kata Mira.Hana lanjut membalas ,”Dan hadiahnya itu ra,tas baru yang harganya mencapai 300 ribu.Tas mahal dengan kualitas nomer satu,” “Alhamdulillah Na,perjuanganku tidak sia-sia,” balasnya.
Lima jam di sekolah tampaknya berjalan cepat sekali.Tiap detik,tiap menit,bahkan tiap jam.Mira selalu bersyukur atas haidah lomba yang ia dapat.Kegembiraan itu tampaknya terpancar mempesina dari wajah lugunya.Senyum sumringah kini membingkai wajahnya,rasanya sudah tak sabar ingin cepat pulang ke rumah,menunjukkan tas baru itu kepada emaknya.

Lonceng telah berbunyi,menandakan pelajaran di kelas telah usai.Mira bergegas berlari menuju parkiran sepeda dekat pagar sekolah tadi.Sepeda sudah siap dikendarai,dan meluncurlah Mira menuju pasar Glempang.Lagi-lagi ia bersyukur karena hasil dangangan kangkungnya ludes terjual.Alhasil,uang hijau pun melekat erat di tangannya.Sepeda tua itu dikayuhnya dengan cepat,bahkan secepat kilat.Tak terasa,tubuh Mira yang bermandikan keringat menjadi tanda bahwa dia sangat cepat mengendarai kereta angin itu.
Tibalah dia dirumah dengan pemandangan yang tak biasa.Raut mukanya yang sumringah kini menjadi pucat pasi.Pak Roso,pemilik rumah,datang menagih tunggakan bayar sewa rumah.Ibunya hanya bisa pasrah,sepertinya mereka akan diusir dari rumah itu.”Emak kita tidak boleh pergi dari rumah ini,lebih baik jual saja tas baru ini mak,”kata Mira kepada emaknya.Denag berat hati Mira menjualkan tas mahal itu untuk membayar sewa rumah.Ikhlas,tidak ikhlas ini merupakan jalan satu-satunya.Hasil penjualan tas,hasil tabungannya selama ini dan hasil berjualan kangkung telah ia korbankan semuanya untuk membayar sewa rumah.Semua habis tak bersisa,dan kini ia harus memulai dari nol lagi.
Langit kini menjadi gelap,burung-burung di langit terbang pulang ke sarangnya.Tak mau kalah,kelelawar hitam pergi berkelana mencari makan menandakan maghrib akan datang.Mira masih mengenang tas baru itu dan tabungannya selama ini.Celengannya kini hampa tanpa uang,sehampa hatinya sekarang.Keinginannya untuk mendapat tas baru itu harus padam dulu,menunggu api rezeki  yang diberikan Allah,dimana api itu dapat mengobarkan semangat Mira untuk menggapai keinginnya.Mira percaya kalau rezeki tidak akan tertukar dan setiap insane memiliki rezekinya masing-masing,rezeki itu bukan dicari melainkan dijemput.Untuk sementara ini,dia harus kuat sebagai ulat apabila ingin menjadi kupu-kupu yang terbang bebas dengan sayap kejayaanya.

Malam kian larut,mata pena yang menggorekan tinta kehidupan di buku diary Mira hampir mencapau limitnya.Sepertinya dia harus membeli tinta kehidupan yang baru.Tubuhnya kini lekas terbaring di dipan tua milik ayahnya.Berjuta impian dan keinginan masih belum rampung untuk direalisasikan.Otak kanannya masih berproses menuju suatu masa dimana dia nanti mendapatkan dedikasi emas atas perjuangannya selama ini.Dia percaya sebelum kupu-kupu kesuksesan harus kuat menjadi ulat perjuangan.Senyum pengharapan terukir paksa di wajahnya ketika melihat tas lama yang penuh jahitan itu menggantung di dinding kamarnya.”Selamat malam dunia,Bismika allahuma ahya wabismika amuut,” bisik Mira membaca doa sebelum  tidur tanda mengakhiri aktivitas hari ini.

Terima kasih untuk sahabat pongo yang udah mampir di blog mimin. Silahkan tinggalkan komen dibawah dan nantikan postingan mimin selanjutnya...








Load disqus comments

0 Comments